Gubernur DKJ Siap Lanjutkan Proyek Gubernur Terdahulu Yang Belum Selesai
"Saya itu menjadi gubernur tidak ada beban, tidak meminta-minta kepada siapa pun. Makanya saya bebas untuk melanjutkan program para gubenur terdahulu yang kini belum selesai," kata Pramono Anung, usai menemui anggota Alumni PPSA 17 Lemhanas secara terbatas di rumah kediamannya, Jakarta Selatan, pada Kamis (30/01/2025).
Ia bahkan menegaskan, sebelum mengakhiri sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab) sudah ditawari sebagai Menteri. "Tapi jabatan itu saya tolak, karena lebih dari 25 tahun berada dalam jabatan publik. Saya lebih bersemangat untuk memenangi pemilihan Gubernur DKI. Ibu Suny-lah yang menginspirasi saya harus menang dan membahagiakan mereka," tutur Pramono.
Baca Juga:
Ibu Suny tinggal Tanah Tinggi, daerah Senen. Ia mempunyai satu petak ruangan ukuran sekitar 4×4 meter, dihuni oleh 12 orang.
"Saat saya bertanya apakah ibu bisa tidur dengan ruangan sempit ini? Mereka mengatakan, untuk dapat tidur kita pakai shift, pak, kata dia kepada saya. Selepas saya kampanye mengunjungi rumah Ibu Suny. Saya tergerak untuk menang bermaksud meringankan penduduk Jakarta yang seperti itu," kata Mas Pram sebutan akrab Promono Anung.
Oleh karena itu, kata Mas Pram, proyek Kampung Susun Bayam (rumah susun) di Jakarta Utara yang hingga kini belum selesai akan segera saya selesaikan. Saya tidak melihat itu proyek Pak Anies atau bukan, yang pasti banyak warga keleleran di pingir jalan dan harus mendapatkan rumah tinggal.
Demikian juga proyek Jakarta International Stadium (JIS) yang belakangan memancing polemik setelah dilakukan inspeksi oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI); Setelah Indonesia ditunjuk secara resmi sebagai tuan rumah oleh FIFA World Cup U-17 2023, ada yang dinilai masih perlu perbaikan. "Oke, semua akan kita lakukan," tegas dia seraya menambahkan, tidak hanya itu proyek gubernur lain namun kalau bermanfaat untuk masyarakat Jakarta dilanjutkan.
Program Kelola Sampah dan Keterlibatan UKM
Hadir dalam pertemuan itu Dr. Retno Intani, Dosen Univ. Binus dan Univ. Moestopo Beragama, Sylvia Sumarlin Dewan TIK Nasional, Dyah Makhijani, Presiden Komisaris PT Visionet International (OVO), Prof. Dr. Giyatmi Rektor Univ. Sahid Jakarta, dan Dr. Theo Yusuf Ketua DK Propinsi Jakarta serta Irda Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Jaya.
Dari masing-masing peserta diminta usulan perbaikan terkait pembangunan DKJ agar terus menjadi sebagai kota global dan berbudaya. Dr. Retno mengusulkan agar Jakarta tetap ramah dengan lingkungan, soal penanganan sampah, transportasi busway hingga koneksitas dengan angkutan kecil.
Sementara Dyah Makhijani mengusulkan agar makanan bergizi dan sarapan gratis melibatkan kantin sekolahan setempat dan melibatkan UMKM di daerah terdekat, kerjasama dengan lembaga pendidikan seperti Muhammadiyah dan NU perlu diciptakan guna membangun ekosistem keberlangsungan usaha kecil dan menengah.
Sementara Prof. Giyatmi menawarkan sosialisasi program sarapan pagi yang digagas Pemda DKI melibatkan Kampus Usahid, karena mempunyai program prodi yang unggul utamanya progam gizi dan pangan.
Sylvia Sumarlin memberikan masukan agar Pemda DKI nantinya memanfaatkan teknologi dalam memberikan layanan publik yang aman, misalnya memanfaatkan jaringan CCTV yang saling terhubung baik yang dimiliki swasta maupun pemerintah. Tujuannya membangun Jakarta sebagai kota yang aman dan nyaman seperti di negara maju lainnya.
Dari Dewan Kehormatan PWI Jaya, Dr. Theo Yusuf mengajak Pegawai Pemda, dari lurah hingga camat memahami tugas pokok jurnalistik, karenanya perlu literasi agar para lurah dan camat di DKI tidak merasa takut jika berhadapan dengan wartawan. "Kami di DKP siap untuk memberikan literasi dan pemahaman akan hal tersebut," kata Theo.
Atas semua usulan tersebut, oleh Gubernur terpilih, akan dicatat dan ditindak lanjuti atau disesuaikan dengan program dan anggaran yang tersedia. "Jakarta mempunyai APBD sekitar Rp91,3 triliun, karenanya cukup mudah untuk melaksanakan program-program menuju kemakmuran rakyat Jakarta.
Pramono Anung juga menegaskan, semua program Jakarta, baik pembangunan mau pun sarapan pagi sehat, tidak melulu makan besar, bisa juga kudapan yang gizi dan kesehatannya akan di kontrol instansinya. Intinya program DKJ akan jatuh kepada UMKM dan warga Jakarta, bukan jatuh kepada para pengusaha besar. "Tidak," tegasnya.