Gubernur DKJ Siap Lanjutkan Proyek Gubernur Terdahulu Yang Belum Selesai
Dari masing-masing peserta diminta usulan perbaikan terkait pembangunan DKJ agar terus menjadi sebagai kota global dan berbudaya. Dr. Retno mengusulkan agar Jakarta tetap ramah dengan lingkungan, soal penanganan sampah, transportasi busway hingga koneksitas dengan angkutan kecil.
Baca Juga:
Sementara Dyah Makhijani mengusulkan agar makanan bergizi dan sarapan gratis melibatkan kantin sekolahan setempat dan melibatkan UMKM di daerah terdekat, kerjasama dengan lembaga pendidikan seperti Muhammadiyah dan NU perlu diciptakan guna membangun ekosistem keberlangsungan usaha kecil dan menengah.
Sementara Prof. Giyatmi menawarkan sosialisasi program sarapan pagi yang digagas Pemda DKI melibatkan Kampus Usahid, karena mempunyai program prodi yang unggul utamanya progam gizi dan pangan.
Sylvia Sumarlin memberikan masukan agar Pemda DKI nantinya memanfaatkan teknologi dalam memberikan layanan publik yang aman, misalnya memanfaatkan jaringan CCTV yang saling terhubung baik yang dimiliki swasta maupun pemerintah. Tujuannya membangun Jakarta sebagai kota yang aman dan nyaman seperti di negara maju lainnya.
Dari Dewan Kehormatan PWI Jaya, Dr. Theo Yusuf mengajak Pegawai Pemda, dari lurah hingga camat memahami tugas pokok jurnalistik, karenanya perlu literasi agar para lurah dan camat di DKI tidak merasa takut jika berhadapan dengan wartawan. "Kami di DKP siap untuk memberikan literasi dan pemahaman akan hal tersebut," kata Theo.
Atas semua usulan tersebut, oleh Gubernur terpilih, akan dicatat dan ditindak lanjuti atau disesuaikan dengan program dan anggaran yang tersedia. "Jakarta mempunyai APBD sekitar Rp91,3 triliun, karenanya cukup mudah untuk melaksanakan program-program menuju kemakmuran rakyat Jakarta.
Pramono Anung juga menegaskan, semua program Jakarta, baik pembangunan mau pun sarapan pagi sehat, tidak melulu makan besar, bisa juga kudapan yang gizi dan kesehatannya akan di kontrol instansinya. Intinya program DKJ akan jatuh kepada UMKM dan warga Jakarta, bukan jatuh kepada para pengusaha besar. "Tidak," tegasnya.