Cegah Penyebaran Paham Khilafah, Densus 88 Sambangi Desa Watu Wangka Manggarai Barat

Densus 88 bercerita, aktifitas kelompok ini (khilafah) pun semakin masif terlihat belakangan, dalam upaya mengenalkan khilafatul muslimin kepada kayalak, mereka melakukan gerakan syi'ar konvoi bermotor guna menyambut kehadiran Khilafah, ini terjadi di beberapa kota salah satunya di Cakung Jakarta timur (29/05/2022).
Baca Juga:
Buntut dari aksi ini, beberapa
petinggi Kilafatul Muslimin, termasuk sang Kholifah sendiri, Abdul
Qadir Hasan Baradja ditahan oleh Kepolisian.
Dalam proses persidangan, dengan
didukung 500 lebih alat bukti, Abdul Qadir Hasan Baradja kemudian divonis 10
tahun penjara. Adapun amar putusannya sebagai berikut:
"Menyatakan terdakwa Abdul
Qadir Hasan Baraja terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana secara bersama-sama menjadi pengurus ormas yang menganut, mengembangkan,
serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila."
Dalam sesi terakhir pemaparan
materi, Team Idensos SGW NTT Densus 88 AT Polri, menegaskan bahwa apa yang
mereka (Densus 88) lakukan selama ini tidak untuk memusuhi agama tertentu,
namun memerangi kaum intoleran, radikal dan terorisme.
"Negara menjamin kebebasan bagi
setiap penganut ajaran agama yang ada di negeri ini untuk mengekspresikan
keyakinannya. Tapi negara akan bertindak jika ekspresi keagamaan itu
bertentangan dengan ideologi Negara, apalagi kalau ingin mengubahnya,"
Tegas SG.
Kegiatan Densus 88 itu mendapat
respon positif dari tokoh agama, pemerintah dan masyarakat desa Watu
Wangka.
Ketua FKUBManggarai Barat, Rm.
Rikardus Mangu, Pr dalam sambutanya mengungkapkan bahwa yang paling penting
adala konsep bernegara NKRI dan Pancasila telah Final.
"Kita semua yang hadir saat
ini, tentu sudah yakin dan sepakat bahwa konsep bernegara itu sudah
selesai dari dulu. Tidak ada lagi yang mau bentuk negara baru atau konsep
baru, karena itu kita harus berusaha, bagaimana meyakinkan teman-teman
yang telah mengambil jalan sendiri untuk kembali keperjalanan yang sama,"
ungkap Rm. Rikar Mangu, Pr.
Hal senada diungkapkan ketua
Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Manggarai Barat, Haji Ishak Muhamad Jabi, yang
berbicara sekaligus mewakili ketua MUI Manggarai Barat.
Haji Ishak mengatakan Ulama dan para
tokoh agama lainnya telah bersusah payah berjuang untuk memerdekakan
negara ini dan telah sepakat dengan bentuk NKRI dan dengan dasar negara
Pancasila.
"Kehadiran kami, saya dengan Romo Rikar di tempat ini untuk memberikan peneguhan. Para pendiri negara ini, para ulama dan tokoh agama lainnya sudah berjuang dengan susah paya agar negara ini merdeka, lalu enak saja, ada orang yang datang mau merusak negara ini. NU dan Muhammadiyah telah ada sejak Indonesia belum merdeka. Tiba tiba saja muncul ormas baru yang ingin merusak negara ini, sementara NU dan Muhammadiyah tidak pernah ingin merubah negara. Inilah yang perlu kita lawan, mereka yang selalu mementikan ego pribadinya, ingin merubah negara, "tegasnya.

Pelaku Penganiaya di Puncak Waringin Labuan Bajo Ditangkap, Terancam Penjara 9 Tahun

3 Anak Kampung Desa Watu Manggar Manggarai Barat Rindu Kehadiran Listrik Negara

Uskup Labuan Bajo Jalan Salib Bersama Tahanan di Labuan Bajo

Sainal Mengaku Keliru, Yang Menyebut Kerusakan Lahan Pertanian karena Bencana Alam Bukan Penyidik

Pelaku Pembunuhan di Labuan Bajo Terancam Bui 15 Tahun
